Minuman keras juga termasuk zat adiktif yang jika dikonsumsi akan merugikan diri sendiri atau dapat pula merugikan pihak lain. Seperti halnya rokok, minuman keras juga dapat mengganggu kesehatan . Bahan kimia yang terkandung dalam minuman keras adalah alkohol atau lebih spesifik lagi yaitu mengandung etanol yang mempunyai rumus kimia CH3-CH3-OH.Alkohol adalah zat kimia yang dibuat melalui fermentasi bahan –bahan yang mengandung gula seperti anggur, singkong,beras dan gandum .Kandungan alkohol dalam minuman keras berbeda-beda, misalnya untuk bir mengandung 2-7% alkohol, anggur mengandung 10-14% sedangkan gin ,rum ,wiski brandi, dan vodka mengandung lebih dari 35% alcohol.
Bahaya yang ditimbulkan dari minuman keras tersebut antara lain sbb:
1. Alkohol dapat mengganggu sistem saraf dan menyebabkan depresan, yaitu menurunkan atau menekan aktivitas kerja alat-alat tubuh serta susunan saraf pusat.
2. Meminum minuman keras dalam jumlah banyak dalam waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan pada hati (sirosis hati), jantung, pankreas , usus,lambung (gastritis ),dan otot.
3. Alkohol dapat menyebabkan karena terjadi penimbunan lemak dalam pembuluh darah arteri.
4. Menyebabkan pembuluh darah pada kulit membesar sehingga darah yang hangat mengalir kekulit. Akibatnya tubuh merasa hangat , tetapi pada suhu udara yang rendah dapat menyebabkan hiportemia.Hiportemia merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh turun dengan cepat akibat udara dingin .
5. Alkohol dapat mengganggu kerja ginjal karena tidak dapat menyerap cairan dengan baik,akibatnya tubuh mengalami dehidrasi (kekurangan vairan).
Menyebabkan kanker lidah dan kerongkongan, terutama pada pecandu alkohol.
Dampak negative pada orang yang sering minum minuman yang mengandung alkohol antara lain sbb:
1. Gangguan mental dan perilaku( mabuk , bicara ngelantur, dan tertidur ).
2. Menimbulkan gangguan pada otak, hati, alat pencernaan , pancreas,otot, dan Resiko kanker.Kalau diminum dengan jumlah yang banyak secara terus menerus.
3. Menimbulkan gejala kelambatan kerja alat-alat tubuh dan system saraf.
Ciri –ciri ketergantungan atau ketagihan terhadap alkohol diantaranya yaitu gemetaran, kelopak mata merah, sering muntah, letih, lemah, lesu , pemurung, jalan tidak mantap, tidak dapat mengendalikan emosi dan agresif.
Extended :
Ganja
Ganja atau mariyuana merupakan zat adiktif narkotika dari golongan karbionoid.Ganja berupa hasil berbentuk kering dari daun, bunga, biji, dan ranting muda dari tanaman mariyuana (cannabis sativa) .Ganja yang sering diperjualbelikan berbentuk daun kering atau sudah dalam bentuk rajangan kecil yang biasa dimasukan kedalam amplop.Ganja dikonsumsi seperti rokok.
Tanaman ini banyak ditanam dibawah pegunungan, misalnya, Aceh dan Papua Ciri-cirinya sbb:
-tanaman perdu
-tinggi 1,5 sampai dengan 2,5 m
-berjari ganjil
-berbulu
-bunga berwarna merah
-bau khas merangsang
Tanaman ini mengandung zat adiktif THC (tetrahydrocanna ). Ganja dari bagian pucuk berbunga dan berdaun muda mengandung 4-8% THC, sedangkan ganja dari getah bagian pucuk berbunga mengandung 5-12%THC. Ganja dipakai dalam bentuk rokok lintingan, campuran tembakau, dan hashish.
Tanda–tanda penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah , banyak bicara tetapi melantur, pengendalian diri menurun, menguap atau mengantuk tetapi susah tidur, dan matamerah tidak tahan terhadap cahaya.
Tanda–tanda gejala putus obat (ganja) yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu makan.
Tanda–tanda gejala over dosis yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tak teratur, nafas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa.
Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan opioida , dikenal juga dengan sebutan candu , morfin heroin, dan putau . Opium diambil dari getah buah mentah Papaver somniferum Opium mengandung 20 macam, senyawa alkaloid diantaranya morfin ,heroin dan kodein .Ciri-ciri Paperver somniverum yaitu :
• tumbuhan musiman
• tinggi 70-110 cm
• buahnya sebesar jeruk nipis dan bergetah
Morfin diisolasi dari getah buah opium pada tahun1905 oleh Friedrich Serturner. Pada waktu perang, morfin digunakan oleh para tentara untuk rasa sakit karena luka atau penderita kanker untuk menghilangkan rasa nyeri. Setelah itu banyak tentara yang mengalami adiksi (efek ketergantungan). Dosis morfin yang berlebihan dapat menyebabkan kematian.
Heroin adalah turunan dari morfin yang dibuat pada tahun 1974 oleh Bayer Company Jerman,dikenal juga dengan sebutan putau.
Kodein juga turunan dari morfin tetapi lebih lemah danefek adiksinya juga lebih lemah .Biasanya dipakai dalam obat batuk dan penghilang rasa nyaeri.
Tanda–tanda penyalahgunaannya, yaitu sering mengantuk, rasa gembira berlebihan banyak bicara tetapi tidak jelas, sering jadi perusuh napas berat dan lemah ,pupil mata mengecil, mual, susah buang air besar ,dan sulit berpikir
Kokain
Kokain merupakan jenis narkotika yang berasal dari tanaman koka terutama pada bagian daun. Kokain digunakan juga sebagai pembius.
Tanaman koka banyak tumbuh dipegunungan Andes, amerika selatan, ciri-cirinya, yaitu :
- Tanaman perdu
- Tinggi 2 meter
- Bercabang
- Daun bulat telur
- Letaknya berselang-seling
- Tangkai daun melekat pada dahan
- Bunganya kecil
- Bau dan pahit
- Bila dicicipi, bibir akan terasa tebal.
Kokain mempunyai efek stimulasi. Pada jaringan otak bagian sentral, jika diberikan pada saraf otot penggerak, otot tersebut tidak dapat digerakkan, jika diberikan pada syaraf perasa. Bagian itu akan mati rasa. Jika diberikan pada saraf pusat, akan menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah demam. Perut nyeri, mual, dan muntah. Pemaikaiannya kokain dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.
Sedativa-Hipnotika
Dalam dunia kedokteran, zat adiktif sedative-hipnotika digunakan sebagai zat penenang yang dikenal juga dengan sebutan pil BK dan magadon.
Pemakaian sedative-hipkotiva dalam dosis kecil menenangkan. Sedangkan dalam dosis besar menidurkan. Tanda-tanda gejala pemakaiannya yaitu mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantuk, malasi daya pikir, menurun, bicara dan tindakan lambat.
Tanda-tanda gejala putus obat, yaitu gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik dan kejang-kejang.
Tanda-tanda gejala pemakainya antara lain :
- Mula-mula gelisah
- Mengamuk lalu mengantuk
- Daya pikir menurun
- Bicara dan tindakan lambat.
Psiktropika
Dari golongan psiktropika ada dua zat yang akan dibahas mengingat penyalahgunaan yang sudah mendunia yaitu ISD (Iysergic Acid Diethylomide) dan amfetamin. Obat ini sering dijuluki sipembelok, obat ini menimbulkan sesuatu yang tidak nyata dan mendapat sensasi yang tidak biasanya.
ISD (Iysergic Acid Diethylomide)
ISD adalah zat psikotropika dari golongan psikodelik yang dapat menimbulkan halusinasi. ISD mulai dibuat dan dipatenkan di Amerika Serikat pada tahun 1956 untuk membantu pengobatan gangguan jiwa, orang-orang yang sakit ingatan. Cara kerjanya adlah membuat otot-otot menajdi rileks yang meulanya tegang. Akan tetapi ISD mempunyai efek samping, yaitu menimbulkan halusinasi (persepsi semu mengenai sesuatu ada yang sebenarnya tidak ada) biasanya obat ini yang diburu para penderita frustasi dan ketegangan jiwa.
Amfetamin
Amfetamin adalah bahan dasar pembuat ekstasi. Amfetamin merupakan jenis obat yang sering dijumpai seperti pitalin, ekstasi. Peredarannya hampir di semua kota besar di dunia, juga di Indonesia. Tanda-tanda gejala pemakianya yaitu :
- Siaga
- Percaya diri
- Eufor (perasaan gembira berlebihan)
- Banyak bicara
- Tidak mudah lelah
- Tidak nafsu makan
- Berdebar-debar
- Tekanan darah menurun
- Dan nafas cepat.
Tanda-tanda gejala putus obat, yaitu ;
- Lesu
- Apatis
- Tidur berlebihan
- Depresi
- Dan mudah tersinggung
Tanda-tanda gejala over dosis, yaitu :
- Jantung berdebar-debar
- Panik
- Mengamuk
- Paranoid (curiga berlebihan)
- Tekanan darah naik
- Suhu tubuh tinggi
- Kejang dan dapat menyebabkan kematian
FDA Amerika menempatkan ekstasi dalam kelompok I, yaitu dapat dengan resiko penyalahgunaan yang tinggi dan dilarang untuk pengobatan. Ekstasi dapat menyebabkan keruskan pada ujung-ujung sraf.
Dampak Pengunaan
Zat Adiktif dan Psiktropika
pecandu narkoba sudah merambah diberbagai kalangan namun dikalangan remaja mencapai 97%. Peredarannya seprti gurita raksasa yang mencengkram dimana-mana sehingga banyak terdapat kesulitan yang dihadapi dalam memberantasnya. Pada awalnya pecandu akan merasakan senang, nyaman dan damai, namun pada akhirnya sangat membahayakan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Cirri-ciri fisik ketergantungan zat adiktif dan psiktropika secara umum yaitu :
- Kehilangan nafsu makan
- Jalanya lambat, terhuyung-huyung dan sering menabrak sesuatu
- Koordinasi gerakan kalau (sering menjatuhkan benda yang sedang dipegang
- Tangan gemetar, selalu basah dan berkeringat
- Ada bekas tusukan jarum ditangan atau kaki
- Sering mual, muntah atau berkeringat secara berlebihan.
- Kepribadian atau sikap berubah secara drastis
- Gelisah dan ketakutan berlebihan
Dampak negative zat adiktif dan psiktropika pada diri sendiri : Rusaknya sel saraf, menimbulkan ketrgantungan, perubahan tingkah laku, menyebabkan penyakit jantung, radang lambung hati dan lain-lain.
Dampak negatife zat adiktif dan psiktropika pada kehidupan social membuat onar atau perkelahian, melakukan kejahatan, dan mengganggu ketertiban umum.
1. Bahaya Narkoba
Jumlah penguna narkoba pada saat ini semakin meningkat dan jumlah yang terinfeksi virus hepatitis C dan HIV/AIDS pun semakin bertambah. Semakin meningkat jumlah pengguna narkoba dikarenakan pada umumnya mereka tidak mengetahui bahaya narkoba. Mereka pun pun tidak memperoleh informasi yang benar tentang bahaya sehingga pada umumnya mereka terus menerus menggunakan narkoba
Bahaya yang diakibatkan oleh pemakian narkoba bermacam-macam pada umumnya, pecandu itu sendiri tidak mengetahui organ tubuh mana saja dapat terserang virus. Mereka juga tidak mengetahui bahwa akibat dari pemakaian akan menimbulkan kerugian bagi mereka. Tidak hanya organ tubuh seperti otak jantung, dan paru-paru mereka yang terserang, tetapi virus pun akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh mereka.
Penguna narkoba yang menggunakan jarum suntik akan lebih mudah terinfeksi virus hepatitis C dan HIV/AIDS. Virus–virus tersebut akan lebih mudah masuk kdalam oragan tubuh mereka tanpa mereka ketahui karena para pengguna jarum suntik tidak memikirkan resiko yang akan diperoleh. Mereka sering bertukar dari jarum suntik tersebut tersebut.
Setiap narkoba memiliki bahaya masing-masing dan akan merugikan organ tubuh manusia seprti jantung, paru-paru, dan hati serta mengetahui dampak apa yang akan terjadi jika pengguna narkoba tidak mau berhenti menggunakan narkoba, sebaiknya kita melihat kenyataan yang ada. Pengguna narkoba tidak ada yang berakhir baik, malahan fisik, mental emosional dari spiritualnya akan mengalami, bahkan uga mereka terus menggunakannya, tidak menutup kemungkinan kematian akan menyerang mereka juga dengan mudah.
2. Penyebab Ketergantungan terhadap Zat Adiktif dan psikotropika
Ketergantungan seseorang terhadap zat adiktif dan psikotropika antara lain:
1. faktor individu
a. Gangguan kepribadian
b. Faktor usia.
c. Mitos.
2. faktor pencetus
a. kondisi psikologi yang terganggu.
b. peer pressure atau tekanan teman sebaya
3. faktor lingkungan
a. Keluarga
b. Tempat tinggal .
c. Sekolah .
d. peer group atau teman sebaya.
e. Masyarakat.
3. Perubahan Akibat Pemakaian Narkoba
Perilaku seorang pemakai narkoba jelas akan menunjukan perilaku yang berbeda dengan orang-orang yang tidak menggunakan narkoba, perubahan-perubahan tersebut antara lain :
1. Perubahan tingkah laku
Tingkah laku seorang pemakai narkoba menunjukan perilaku rendah diri, merasa berdosa, dan menarik diri dari lingkungan masyarakat luas.
2. Perubahan penampilan
Penampilan seorang pemakai narkoba menunjukan penampilan yang kumuh, dan cenderung tidak merawat diri sendiri, berpakaian seadanya dan takut kena air sehingga jarang mandi.
3. Perubahan perhatian
Perhatian seorang pemakai narkoba akan menurun drastis sehingga dianggap tidak peka terhadap perkembangan leingkungan.
4. Perubahan fisik atau kesehatan
Kesehatan fisik seseorang akan sangat bergantung pada kondisi psikis seseorang. Pemakai narkoba akan menunjukan fisik yang kurus, tidak segar, mata terlihat cekung, tatapan mata kosong, rambut tidak terawa, dan rentan terhadap penyakit.
Adapun tahaf-tahaf perubhan perilaku pengguna narkoba dimulai dari tahap yang paling ringan sampai pada tahap yang berat antara lain :
1. Tahap Mencoba
Perubahan perilaku yang ditunjukan pada tahap mencoba antara lain :
a. Menyendiri dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
b. Perubahan pergaulan
c. Perubhan cara berpakaian.
d. Perubahan aktivitas atau hobi
e. Penurunan prestasi belajar
f. Sering keluar malam tanpa kegiatan yang jelas.
g. Pola makan akan berubah secara drastis dan menunjukan penurunan jumlah makanan yang dikonsumsi.
2. Tahap Menengah
perubahan perilaku yang ditunjukan pada tahap ini antara lain :
a. bangun terlambat
b. menyendiri
c. membolos sekolah atau kerja
d. aktivitas spiritual berkurang, misalnya kurang atau tidak pernah shalatatau pergi ke Masjid
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas merokok
f. Perubahan berat badan yang ekstrim
g. Problem keuangan
h. Perubahan
i. Mendapat teguran atau skors dari sekolah
j. Memberontak
k. Menyenangi musik yang berlirik narkoba
l. Lama dikamar mandi
3. Tahap ketergantungan
Pada tahap ini perilaku yang ditunjukan antara lain :
a. Ditemukan alat-alat pecandu
b. Penggunaan uang yang berlebihan
c. Bekas-bekas suntikan dilengan
d. Sering tidak pulang
e. Mata mengantuk
f. Pola piker yang aneh
g. Pilek dengan hidung yang patah
h. Ingin bunuh diri
i. Berteman dengan pecandu
j. Obat-obat sering hilang
k. Marah jika ditanyakan tentang dirinya
Jika seseorang sudah kecanduan narkoba dan kemudian berhenti karena tidak ada narkoba yang dapat dikonsumsi lagi, maka orang tersebut mengalami gejala-gejala fisik yang disebut sakau
Adapun cirri-ciri orang yang sedang sakaw antara lain :
1. Bola mata mengecil
2. pelebaran pupil dilatasi)
3. hidung berlendir (rhinorea)
4. mata berair
5. sering menguap
6. menggigil (akibat demam)
7. banyak keringat
8. mual-mual dan muntah
9. diare
10. nyeri pada otot dan tulang sendi
11. beridirnya bulu kuduk (dilocreksi)
12. peningkatan tekana darah
13. jantung berdebar (taki kordea)
14. insomnia
15. kejang-kejang
sedangkan gejala-gejala orang-orang yang mengalami over dosis antara lain :
1. kesadaran menurun
2. frekuensi napas kurang dari 12 kali permenit
3. pupil mengecil
4. depresi pernapasan (napas tidak stabil0
5. kematian
4. Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika
a. Cara-cara Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika
Mengingat besarnya bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika maka sebaiknya kita tidak mengkonsumsinya. Penggunaan zat adiktif dan Psiktropika dapat dilakukan untuk tujuan medis. Itupun harus dibawah pengawasan yang ketat dari dokter yang berwenang. Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika sudah terbukti menimbulkan pengaruh negative dan berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu setiap manusia terutama generasi muda jangan sampai menjadi korban penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bahkan harus turut serta mencegah penyalahgunaannya. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memerlukan peran bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah dan keluarga setiap anggota keluarga mendidik anggota keluarga lainnya menjadi manusia yang bertakwa sehingga dapat membentengi diri demi tindakan yang merugikan keluarga yang harmonis akan menumbuhkan keterbukaan diantara sesama anggota keluarga. Hal tersebut akan sangat membantu dalam pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psiktropika.
Peran masyarakat sebagai anggota masyarakat terpenting sekali peranannya dalam pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psiktropikamisalnya : memberi informasi kepada yang berwajib megnenai adanya pemakaian dan jalur-jalur narkoba saling menyedorkan akan dampak narkoba. Menjaga antar sesame sehingga tercipta masyarakat yang harmonis. Memberi sangsi terhadap pelanggaran tata karma dimasayarakat.
Peran Pemerintah pemerintah selalu berupaya menanggung dan bertindak tegas terhadap pemakai, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan penyimpan. Nakoba dengan hukuman pidana yangberat, pemerintah telah menetapkan undang-undang yang melarang penggunaan obat berbahaya misalnya heroin, ganja, dan kokain.
Beberapa cara pencegahan akibat penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika antara lain sebagai berikut
1. Meningkatkan kehidupan beragama, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan iman akan menjadikan mental kita sehat sehigga tidak mudah tergoda atau terpengaruh untuk mengonsumsi obat-obatan terlarang
2. Jangan pernah mencoba
3. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab orang tua, guru, dan tokoh masyarakat
4. Meningkatkan komunikasi dan menjaga hubungan yang harmonis dalam keluarga.
5. Meningkatkan pembinaan remaja
6. Ikut mengawasi dan memberikan sanksi berat bagi pengedar dan sindikat.
7. Ikut mengawasi peredaran obat-obatan terlarang
8. Melarang ikaln rook dan minuman keras berap pun kadarnya.
Penyembuhan akibat penyalahgunaan zat adiktif dan Psikotropika
1. Pengobatan Adiksi
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif atau penurunan dosis obat pengganti. Proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama 1-3 minggu, sampai hasi tes urin menjadi negative dari zat adiktif. Detoksifikasi pecandu biasanya dilakukan pusat rehabilitas.
2. Rehabilitasi
Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas, akan tetapi gejala psikisnya yang belum tuntas, maka perlu diproteksi dari lingkungan dan pergaulan ebas dengan pecandu, misalnya dengan memasukan mantan pecandu ke pusat rehabilitasi.
5. Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika dalam bidang kesehatan
Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memberikan banyak dampak negative seperti yang dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi, sebenarnya zat adiktif dan psikotropika tersebut telah digunakan oleh dokter untuk keperluan medis. Obat-obatan tersebut biasanya digunakan untuk membius pasien (anestesi) dan mengurangi rasa sakit. Beberapa penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalambidang kesehatan antara lain sebagai berikut ;
a. Dietil Eter
Dietil eter zaman dulu digunakan untuk membius pasien. Pengunaan dietil eter pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter gigi Amerika bernama Willian Morton Uap eter yang dihirup oleh pasien menyebabkan ia tidak sadar akibat penurunan kerja system saraf pusat. Akibatnya, penggunaan dietil eter ini dapat merugikan karena sifatnya mudah terbakar dan menyebabkan rasa mual. Pada zaman sekarang penggunaan dietil eter untuk anestesi sudah ditinggalkan dan diganti dengan zat alin yang lebih aman.
b. klorofom
korofom telah digunakan sejak tahun 1847 untuk keperluan anestesi ( pembisuan ) obat ini sempat di gunakan selama bertahun-tahun sampai kemudian diketahui ada epek sampingnya yaitu dapat manyebabkan kerusakan hati. Oleh karma itu,penggunaan kloporm untuk anastesi juga sudah di tinggalkan.
c. Halothane, Enflurance, dan Metoksiflurane
Senyawa-nyawa tersebut di gunakan untuk anastesi modern. Senyawa tersebut tidak mudah terbakar dan relatip aman bagi pasien
d. Senyawa Barbiturat
Barbiturat dapat di gunakan sebagai obat resmi melalui resep doctor.senyawa golongan barbiturate seperti fenobarbital ( luminan )di gunakan sebagai obat anti kejang pada penderita epilepsy (penyakit ayan ) dan penderita kerusakan otak
e. Morfin
Morfin di isolasi pada tahun 1805 oleh Friederich Sertiirner ialah seorang farmasi jerman.morfin di gunakan untuk mengurangi rasa sakit tetapi penggunaanya harus dengan resep doctor.
f. Metadon
Metadon merupakan senyawa sintetis (buatan) obat ini untuk merawat penderita kecanduan heroin sebagai obat pengganti
g. Mariyuana
Mariyuana digunakan sebagai obat untuk mengurangi tekanan pada mata yang terkena penyakit glaucoma. Selain itu, mariyuana digunakan utnuk mengurangi rasa mual pada pasien kanker yang megnalami pengobatan radiasi dan kemoterapi.
original post at: www.bumikupijak.com