Kamis, 25 Juni 2009

Waspadai Kemunculan Hipertensi pada Kehamilan

Hipertensi (tekanan darah tinggi) biasa dijumpai pada perempuan hamil. Penyakit tersebut hingga kini masih menjadi penyebab tingginya angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) baik pada ibu, janin, maupun bayi yang dilahirkan di seluruh dunia.
Karena itu, perlu ada penatalaksanaan secara khusus bagi ibu hamil, terutama yang menderita penyakit itu.
Menurut Prof Dr Endang Susalit SpPD-KGH, dari Divisi Ginjal Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sedikitnya 10 persen perempuan pada kehamilan pertama akan terkena hipertensi.
“Perempuan hamil dengan hipertensi menunjukkan peninggian risiko terjadinya komplikasi, antara lain penyakit pembuluh darah otak dan gagal organ. Sedangkan janin yang dikandungnya berisiko tinggi terkena komplikasi hambatan pertumbuhan,” ujar Endang dalam Simposium Pendekatan Holistik Penyakit Kardiovaskular IV beberapa waktu lalu.
Menurut laporan National High Blood Pressure Education Program Working Group Tahun 2000 tentang hipertensi pada kehamilan, ada beberapa klasifikasi hipertensi pada ibu hamil.
Salah satunya adalah hipertensi kronik, yaitu tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg. Penyakit ini terjadi sebelum kehamilan atau didiagnosis sebelum kehamilan 20 minggu atau menetap setelah pascapartus enam minggu.
Pengobatan hipertensi perlu diberikan karena kematian ibu umumnya disebabkan oleh pendarahan di otak.
“Jika tekanan darah sistemik melebihi 200 mmHg, angka kematian ibu adalah 22 persen. Pengobatan hipertensi, selain menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu, juga akan menurunkan angka prematuritas, mengurangi hambatan pertumbuhan janin intrauterin, dan menurunkan angka kematian perinatal,” tuturnya.
Pengobatan nonfarmakologis perlu dilakukan pada wanita hamil dengan hipertensi ringan (tekanan diastolik kurang dari 95 mmHg). Penatalaksanaan yang dilakukan antara lain pengawasan ketat, pembatasan aktivitas, istirahat di tempat tidur dengan posisi lateral kiri yang bergantung pada tingginya tekanan darah, umur kehamilan, serta faktor risiko yang ada pada ibu dan janin. “Dianjurkan untuk diet normal tanpa pembatasan garam,” kata Endang.
Ibu hamil dengan hipertensi sedang (tekanan diastolik lebih dari 95 mmHg) dapat diberi obat antihipertensi. Jika hipertensi lebih berat (tekanan darah lebih dari 160/100 mmHg), ibu hamil dapat diberi obat antihipertensi parenteral, seperti labetalol, hidralazin, klonidin, dan antagonis kalsium. Untuk mencegah kejang, dapat diberikan magnesium sulfat atau fenitoin. (kompas)

Bahaya Hipertensi pada Kehamilan

Hipertensi atau tinggi nya tekanan darah yang terjadi pada masa kehamilan bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Hipertensi biasanya terjadi pada kehamilan pertama, kehamilan dibawah usia 20 tahun dan diatas 40 tahun, pada wanita yang menderita obesitas, serta janin kembar. Dampak paling berbahaya yang ditimbulkan oleh hipertensi yaitu preeclampsia, yang bisa mengancam keselamatan ibu dan bayi.
Pada beberapa kasus hipertensi dokter kandungan biasanya menganjurkan pasiennya untuk melakukan bed rest. Sementara bagi wanita hamil itu sendiri bisa mengurangi tekanan darahnya dengan cara melakukan diet sehat, yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang bisa menurunkan tekanan darah mereka, diantaranya:
Coklat
Siapa yang tak suka coklat, sudah sejak dahulu kala, coklat menjadi makanan favorit hampir semua orang diseluruh dunia, terutama wanita. Selain rasanya yang nikmat, jika dikonsumsi dalam porsi kecil, coklat dapat berguna sebagai magnesium yang bisa melancarkan aliran darah dan menurunkan tekanan darah. Jika anda takut lemak coklat membuat anda gemuk, anda bisa mencari alternatif makanan lain yang juga mengandung magnesium diantaranya: Bayam, almon, alpukat, ikan, gandum, ketan hitam, artichoke(sejenis sayuran),dan biji buah labu.

Pisang
Pisang merupakan sumber zat potasium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi pembekuan cairan dalam tubuh. selain pada buah pisang potasium juga bisa ditemui pada kismis, bayam, yogurt, bit, Brussels sprout(sejenis kubis), alpukat, dan jeruk.
Ikan
Kandungan asam lemak omega 3 dalam ikan dapat membantu melancarkan aliran darah dan melindungi dari efek tekanan darah tinggi serta mengurangi peradangan. Saat mengkonsumsi ikan hindari jenis ikan yang mengandung kadar merkuri tinggi seperti tuna,swordfish(ikan cucut), makarel, ikan halibut, serta kakap putih. Sebaliknya pilihlah ikan yang mengandung kadar mercuri rendah seperti ikan anchovies, ikan char, ikan flounder, ikan harring, ikan gindara, ikan salmon, dan ikan sturgeon.
Buah Jeruk
Vitamin C sangat bermanfaat untuk melegakan arteri yang menyempit, serta membantu menurunkan tekanan darah. Sumber vitamin C terdapat pada buah jeruk, anggur, kiwi, dan strawberry. Vitamin C juga banyak ditemui pada sayuran seperti kembang kol, paprika, dan kentang.
Makanan rendah sodium
Sodium membuat tubuh menahan cairan yang masuk, dan membuat jantung anda harus bekerja ektra kuat untuk memompa cairan lebih banyak, yang berakibat pada hipertensi. Oleh sebab itu disarankan untuk menurunkan kadar sodium anda agar berada pada batas normal, yaitu 2300 mg. Caranya yaitu dengan terlebih dahulu mengecek label kandugan sodium yang tertera pada kemasan makanan yang akan anda konsumsi, serta pilihlah rempah-rempah atau herba sebagai penguat rasa masakan anda dirumah.
(di adaptasi dari: http://modernmom.com)

Kelainan Hipertensi Pada Kehamilan

Hipertensi merupakan problema yang paling sering terjadi pada kehamilan. Bahkan,kelainan hipertensi pada kehamilan beresiko terhadap kematian janin dan ibu. Karena itu,deteksi dini terhadap hipertensi pada ibu hamil diperlukan agar tidak menimbulkan kelainan serius dan menganggu kehidupan serta kesehatan
janin di dalam rahim.
Dokter obstetri dan ginekologi RS Dr Sardjito Yogyakarta Prof dr H Mohamammad Anwar Mmed Sc SpOG menjelaskan,berdasarkan rekomendasi The national High Blood pressure education Program Working Group of high Blood pressure In prequency,kelainan hipertensi dalam kehamilan dibagi dalam empat kategori yakni;
• hipertensi kronik
• pre-eklamsia dan klamsia
• pre eklamsia super imposed hipertensi kronik
• serta gestational hypertension.
Kelainan hipertensi kronik bila tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg yang terjadi sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu. Sebaliknya,bila kenaikan tekanan darah tiba-tiba terjadi setelah kehamilan 20 minggu disebut pre-eklamsia.”Pre-eklamsia terjadi kira-kira 5% dari seluruh kehamilan,10 % pada kehamilan pertama kali, dan 20%-25% pada wanita dengan riwayat hipertensi kronik,” papar dr Mochamad Anwar.
Dijelaskan,dalam riwayatnya pre eklamsia disebut toxemia gravidarum karena diduga adanya toxin di dalam tubuh wanita hamil. Dengan kondisi,tersebut wanita mengalami kejang-kejang atau bengkak (oedema) dan dapat terjadi kematian pada permulaan kehamilan tri semester tiga atau sebelum terjadinya persalinan.
Sehubungan dengan timbulnya hipertensi yang unik dan sulit diterangkan sebab-sebabnya dalam kehamilan,maka toxemia gravidarum disebut prequency induced hypertension (PIH).
Namun demikian istilah PIH masih mengandung aspek kenaikan tekanan darah,sehingga terminologi diubah menjadi hipertensi gestasional (gestasional hipertension).
Menurut dr Mochamad Anwar,hipertensi yang tidak diobati dapat memberikan efek buruk pada ibu maupun janin. Efek kerusakan yang terjadi pada pembuluh darah wanita hamil akan merusak sistem
vascularasi darah,sehingga mengganggu pertukaran okseigen dan nutrisi melalui placenta dari ibu ke janin.
Hal ini bisa mneyebabkan prematuritas placental dengan akibat pertumbuhan janin yang lambat dalam rahim.
Ironisnya pula hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengganggu pertukaran nutrisi pada janin dan dapat membahayakan ginjal janin.
Selain itu,hipertensi bisa menurunkan produksi jumlah air seni janin sebelum lahir. Padahal,air seni janin merupakan cairan penting untuk pembentukan amnion,shingga dapat terjadi oligohydromnion (sedikitnya jumlah air ketuban).
Dikatakan oleh dr Mochamad Anwar,pada kehamilan gestational hypertension agak berbeda dengan hipertensi kronik. Meskipun sebab utama dari hipertensi dalam kehamilan belum jelas,
tampaknya terjadi reaksi penolakan imunologik ibu terhadap kehamilan di mana janin dianggap sebagai hostile tissue graff reaction.
“Reaksi penolakan imunologik dapat menimbulkan gangguan yang lebih banyak pada tubuh wanita hamil dibanding akibat tingginya tekanan darah,yaitu perubahan kimia total pada reaksi yang tidak
dapat diadaptasi yang dapat menyebabkan kejang dan kematian pada wanita hamil,” kata pengajar fakultas kedokteran UGM itu.
Karena itu,kata dr Mochamad Anwar mengingatkan,penatalaksamnaan pre eklamsia dan hipertensi gestasional perlu dilakukan dengan tujuan untuk mencegah jangan sampai berlanjut menjadi eklamsia
yang ajan menimbulkan kelainan serius pada ibu dan mengganggu kehidupan serta kesehatan janin dalam rahim.
“Bila didapatkan hipertensi dalam kehamilan sebaiknya segera dipondokkan saja dirumah sakit dan diberikan istirahat total. Istirahat total akan menyebabkan peningkatan aliran darah renal dan utero placental. Peningkatan aliran darah renal akan meningkatkan diuresis (keluarnya air seni),menurunkan berat badan dan mengurangnya oedema.” tuturnya
Pada prinsipnya penatalaksanaan hipertensi ditujukan untuk mencegah terjadinya eklamsia,monitoring unit feto-placental,mengobati hipertensi dan melahirkan janin dengan baik.
“Dan dalam persalinan sangat penting untuk mengontrol tekanan darah,monitoring keseimbangan cairan dan keluarnya air seni,” pungkasnya.

original post: http://klinik-sehat.com/

PENGGUNAAN METILDOPA PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI KRONIK

Oleh: Dessy Roseta Wijaya, S.Farm (078115047)
Masa kehamilan adalah kondisi yang memerlukan perhatian khusus akan kesehatan ibu dan janin atau bayi. Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit umum yang didefinisikan secara sederhana sebagai peningkatan tekanan darah. Penyakit tersebut dapat menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian baik pada ibu dan janin/ bayi yang dilahirkan. Wanita hamil dengan hipertensi memiliki resiko terjadinya komplikasi lebih, seperti penyakit pembuluh darah dan organ, sedangkan janin atau bayi berisiko terkena komplikasi penghambatan pertumbuhan. Oleh karena itu, perlu adanya penatalaksanaan khusus pada ibu hamil.
Sebagian besar ibu hamil tidak menyadari bahwa mereka mengalami hipertensi karena ibu hamil terlihat sehat dan tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Oleh karena itu diperlukan monitoring terhadap tekanan darah, yang dapat diukur menggunakan tensimeter. Pada kehamilan normal tekanan sistolik sedikit berubah, sedangkan tekanan diastolik menurun kurang lebih 10 mmHg pada awal kehamilan (minggu ke 13-20) dan akan naik kembali pada trimester ketiga. Hipertensi pada kehamilan digambarkan sebagai kondisi dengan variasi tekanan darah yang besar. Dalam melakukan penatalaksanaan ini, perlu dipahami klasifikasi hipertensi pada kehamilan. Menurut laporan National High Blood Pressure Education Program Working Group tahun 2000 tentang hipertensi pada kehamilan, terdapat klasifikasi hipertensi pada ibu hamil yaitu hipertensi kronik, hipertensi gestasional, dan preeklamsia.
Diagnosis hipertensi kronik didasarkan pada riwayat hipertensi sebelum kehamilan atau kenaikan tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg sebelum kehamilan minggu ke-20 dengan minimal dua kali pengukuran menunjukkan hasil yang relatif sama. Hipertensi kronik sendiri dibagi menjadi dua yaitu hipertensi kronik ringan dengan tekanan diastolik kurang dari 110 mmHg dan hipertensi kronik parah dengan tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih. Wanita hamil dengan hipertensi kronik ini dapat meningkatkan resiko terjadinya preeklamsia, pengasaran plasenta, morbiditas dan mortalitas bayi, penyakit kardiovaskuler dan ginjal. Hipertensi gestasional sendiri merupakan perkembangan peningkatan tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg tanpa gejala preeklamsia, setelah kehamilan minggu ke-20. Umumnya tekanan darah akan kembali normal tanpa terapi obat. Preeklamsia digambarkan sebagai kejadian hipertensi, udem, dan proteinuria (protein dalam urin) setelah kehamilan minggu ke-20 dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Preeklamsia dapat dibagi menjadi preeklamsia ringan dan parah. Preeklamsia disebabkan oleh kegagalan perpindahan trompoblastik ke arteri uterus sehingga terjadi kerusakan pada plasenta dan kegagalan adaptasi sistem kardiovaskuler (peningkatan volume plasma dan penurunan resistensi pembuluh sistemik). Perubahan tersebut menyebabkan pengurangan perfusi pada plasenta, ginjal, liver, dan otak. Resiko preeklamsia pada ibu hamil adalah kejang, hemoragi otak, pengasaran plasenta, udem pada paru, gagal ginjal, hemoragi hati dan kematian. Pada bayi dapat beresiko pertumbuhan yang lambat, hipoksemia, asidosis, prematur, dan kematian.
Oleh karena hipertensi kronik ini dapat berkembang menjadi preeklamsia atau lebih parah, maka deteksi dini dan pengobatan pada keadaan ini diperlukan. Sasaran terapi dalam pengobatan hipertensi kronik pada kehamilan adalah tekanan darah. Tujuan terapi adalah untuk menurunkan tekanan darah pada level tekanan darah diastolik dibawah 110 mmHg, yang akan mengurangi morbiditas dan mortalitas, menurunkan insiden preeklamsia, pengasaran plasenta, kematian janin/ bayi dan ibu, komplikasi strok dan kardiovaskuler. Strategi terapi dapat dilakukan dengan terapi nonfarmakologi maupun terapi farmakologi. Terapi nonfarmakologis merupakan terapi tanpa obat yang umum dilakukan pada wanita hamil, terutama pada hipertensi kronik ringan (tekanan diastolik kurang dari 110 mmHg). Penatalaksanaan yang dilakukan antara lain pembatasan aktivitas, banyak istirahat, pengawasan ketat, pembatasan konsumsi garam, mengurangi makan makanan berlemak, tidak merokok, dan menghindari minuman beralkohol. Terapi farmakologis dapat dilakukan dengan penggunaan obat-obatan antihipertensi golongan α2-agonis sentral (metildopa), β-bloker (labetalol), vasodilator (hidralazin), dan diuretik (tiazid). Obat antihipertensi golongan Angiotensin-Converting Enzym Inhibitor (ACE Inhibitor) dan Angiotensin II Receptor Blockers (ARBs) mutlak dikontraindikasikan pada ibu hamil dengan hipertensi. Meskipun ACE Inhibitor dan ARBs memiliki factor resiko kategori C pada kehamilan trimester satu, dan kategori D pada trimester dua dan tiga, namun obat tersebut berpotensi menyebabkan tetatogenik.
Dari beberapa obat yang telah disebutkan diatas, metildopa merupakan obat pilihan utama untuk hipertensi kronik parah pada kehamilan (tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg) yang dapat menstabilkan aliran darah uteroplasenta dan hemodinamik janin. Obat ini termasuk golongan α2-agonis sentral yang mempunyai mekanisme kerja dengan menstimulasi reseptor α2-adrenergik di otak. Stimulasi ini akan mengurangi aliran simpatik dari pusat vasomotor di otak. Pengurangan aktivitas simpatik dengan perubahan parasimpatik akan menurunkan denyut jantung, cardiac output, resistensi perifer, aktivitas renin plasma, dan refleks baroreseptor. Metildopa aman bagi ibu dan anak, dimana telah digunakan dalam jangka waktu yang lama dan belum ada laporan efek samping pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Metildopa memiliki faktor resiko B pada kehamilan.
Metildopa
Nama Dagang: Dopamet (Alpharma) tablet salut selaput 250 mg, Medopa (Armoxindo) tablet salut selaput 250 mg, Tensipas (Kalbe Farma) tablet salut selaput 125 mg, 250 mg, Hyperpax (Soho) tablet salut selaput 100 mg
Indikasi: Hipertensi, bersama dengan diuretika, krisis hipertensi jika tidak diperlukan efek segera.
Kontraindikasi: depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma, porfiria, dan hipersensitifitas
Efek samping: mulut kering, sedasi, depresi, mengantuk, diare, retensi cairan, kerusakan hati, anemia hemolitika, sindrom mirip lupus eritematosus, parkinsonismus, ruam kulit, dan hidung tersumbat
Peringatan: mempengaruhi hasil uji laboratorium, menurunkan dosis awal pada gagal ginjal, disarqankan untuk melaksanakan hitung darah dan uji fungsi hati, riwayat depresi
Dosis dan aturan pakai: oral 250mg 2 kali sehari setelah makan, dosis maksimal 4g/hari, infus intravena 250-500 mg diulangi setelah enam jam jika diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000, IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia) 2000, 47-49, 57, DepKes RI, Jakarta
Anonim, 2007, ISO (Informasi Spesialite Obat Indonesia) Volume 42, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta
Lacy, C.F., et all, 2006, Drug Information Hanbook 14th edition, 1034, 1921, Lexi Company,USA
Saseen, J.J, dan Carter, B.L., 2005, Hypertension, in DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M., (Eds.), Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 6th Edition, 202-210, McGraw-Hill Companies, USA
Sibai, B.M., 1996, “Treatment of Hypertension in Pregnant Women”, The New England Journal of Medicine, Volume 335, 257-265
Sibai, B.M., dan Chames, M., 2003, “Treatment of Hypertension in Pregnant Women”, The Journal of Family Practice, Volume 15
Rubin, P., 1998, “Drug treatment during pregnancy”, British Medical Journal, 1-7

Minggu, 14 Juni 2009

Dampak dari Miras dan Napza

Minuman keras juga termasuk zat adiktif yang jika dikonsumsi akan merugikan diri sendiri atau dapat pula merugikan pihak lain. Seperti halnya rokok, minuman keras juga dapat mengganggu kesehatan . Bahan kimia yang terkandung dalam minuman keras adalah alkohol atau lebih spesifik lagi yaitu mengandung etanol yang mempunyai rumus kimia CH3-CH3-OH.Alkohol adalah zat kimia yang dibuat melalui fermentasi bahan –bahan yang mengandung gula seperti anggur, singkong,beras dan gandum .Kandungan alkohol dalam minuman keras berbeda-beda, misalnya untuk bir mengandung 2-7% alkohol, anggur mengandung 10-14% sedangkan gin ,rum ,wiski brandi, dan vodka mengandung lebih dari 35% alcohol.
Bahaya yang ditimbulkan dari minuman keras tersebut antara lain sbb:
1. Alkohol dapat mengganggu sistem saraf dan menyebabkan depresan, yaitu menurunkan atau menekan aktivitas kerja alat-alat tubuh serta susunan saraf pusat.
2. Meminum minuman keras dalam jumlah banyak dalam waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan pada hati (sirosis hati), jantung, pankreas , usus,lambung (gastritis ),dan otot.
3. Alkohol dapat menyebabkan karena terjadi penimbunan lemak dalam pembuluh darah arteri.
4. Menyebabkan pembuluh darah pada kulit membesar sehingga darah yang hangat mengalir kekulit. Akibatnya tubuh merasa hangat , tetapi pada suhu udara yang rendah dapat menyebabkan hiportemia.Hiportemia merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh turun dengan cepat akibat udara dingin .
5. Alkohol dapat mengganggu kerja ginjal karena tidak dapat menyerap cairan dengan baik,akibatnya tubuh mengalami dehidrasi (kekurangan vairan).
Menyebabkan kanker lidah dan kerongkongan, terutama pada pecandu alkohol.
Dampak negative pada orang yang sering minum minuman yang mengandung alkohol antara lain sbb:
1. Gangguan mental dan perilaku( mabuk , bicara ngelantur, dan tertidur ).
2. Menimbulkan gangguan pada otak, hati, alat pencernaan , pancreas,otot, dan Resiko kanker.Kalau diminum dengan jumlah yang banyak secara terus menerus.
3. Menimbulkan gejala kelambatan kerja alat-alat tubuh dan system saraf.
Ciri –ciri ketergantungan atau ketagihan terhadap alkohol diantaranya yaitu gemetaran, kelopak mata merah, sering muntah, letih, lemah, lesu , pemurung, jalan tidak mantap, tidak dapat mengendalikan emosi dan agresif.


Extended :
Ganja
Ganja atau mariyuana merupakan zat adiktif narkotika dari golongan karbionoid.Ganja berupa hasil berbentuk kering dari daun, bunga, biji, dan ranting muda dari tanaman mariyuana (cannabis sativa) .Ganja yang sering diperjualbelikan berbentuk daun kering atau sudah dalam bentuk rajangan kecil yang biasa dimasukan kedalam amplop.Ganja dikonsumsi seperti rokok.
Tanaman ini banyak ditanam dibawah pegunungan, misalnya, Aceh dan Papua Ciri-cirinya sbb:
-tanaman perdu
-tinggi 1,5 sampai dengan 2,5 m
-berjari ganjil
-berbulu
-bunga berwarna merah
-bau khas merangsang

Tanaman ini mengandung zat adiktif THC (tetrahydrocanna ). Ganja dari bagian pucuk berbunga dan berdaun muda mengandung 4-8% THC, sedangkan ganja dari getah bagian pucuk berbunga mengandung 5-12%THC. Ganja dipakai dalam bentuk rokok lintingan, campuran tembakau, dan hashish.
Tanda–tanda penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah , banyak bicara tetapi melantur, pengendalian diri menurun, menguap atau mengantuk tetapi susah tidur, dan matamerah tidak tahan terhadap cahaya.
Tanda–tanda gejala putus obat (ganja) yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu makan.
Tanda–tanda gejala over dosis yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tak teratur, nafas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa.

Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan opioida , dikenal juga dengan sebutan candu , morfin heroin, dan putau . Opium diambil dari getah buah mentah Papaver somniferum Opium mengandung 20 macam, senyawa alkaloid diantaranya morfin ,heroin dan kodein .Ciri-ciri Paperver somniverum yaitu :
• tumbuhan musiman
• tinggi 70-110 cm
• buahnya sebesar jeruk nipis dan bergetah

Morfin diisolasi dari getah buah opium pada tahun1905 oleh Friedrich Serturner. Pada waktu perang, morfin digunakan oleh para tentara untuk rasa sakit karena luka atau penderita kanker untuk menghilangkan rasa nyeri. Setelah itu banyak tentara yang mengalami adiksi (efek ketergantungan). Dosis morfin yang berlebihan dapat menyebabkan kematian.
Heroin adalah turunan dari morfin yang dibuat pada tahun 1974 oleh Bayer Company Jerman,dikenal juga dengan sebutan putau.
Kodein juga turunan dari morfin tetapi lebih lemah danefek adiksinya juga lebih lemah .Biasanya dipakai dalam obat batuk dan penghilang rasa nyaeri.

Tanda–tanda penyalahgunaannya, yaitu sering mengantuk, rasa gembira berlebihan banyak bicara tetapi tidak jelas, sering jadi perusuh napas berat dan lemah ,pupil mata mengecil, mual, susah buang air besar ,dan sulit berpikir

Kokain
Kokain merupakan jenis narkotika yang berasal dari tanaman koka terutama pada bagian daun. Kokain digunakan juga sebagai pembius.
Tanaman koka banyak tumbuh dipegunungan Andes, amerika selatan, ciri-cirinya, yaitu :
- Tanaman perdu
- Tinggi 2 meter
- Bercabang
- Daun bulat telur
- Letaknya berselang-seling
- Tangkai daun melekat pada dahan
- Bunganya kecil
- Bau dan pahit
- Bila dicicipi, bibir akan terasa tebal.

Kokain mempunyai efek stimulasi. Pada jaringan otak bagian sentral, jika diberikan pada saraf otot penggerak, otot tersebut tidak dapat digerakkan, jika diberikan pada syaraf perasa. Bagian itu akan mati rasa. Jika diberikan pada saraf pusat, akan menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah demam. Perut nyeri, mual, dan muntah. Pemaikaiannya kokain dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.

Sedativa-Hipnotika
Dalam dunia kedokteran, zat adiktif sedative-hipnotika digunakan sebagai zat penenang yang dikenal juga dengan sebutan pil BK dan magadon.
Pemakaian sedative-hipkotiva dalam dosis kecil menenangkan. Sedangkan dalam dosis besar menidurkan. Tanda-tanda gejala pemakaiannya yaitu mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantuk, malasi daya pikir, menurun, bicara dan tindakan lambat.

Tanda-tanda gejala putus obat, yaitu gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik dan kejang-kejang.

Tanda-tanda gejala pemakainya antara lain :
- Mula-mula gelisah
- Mengamuk lalu mengantuk
- Daya pikir menurun
- Bicara dan tindakan lambat.

Psiktropika
Dari golongan psiktropika ada dua zat yang akan dibahas mengingat penyalahgunaan yang sudah mendunia yaitu ISD (Iysergic Acid Diethylomide) dan amfetamin. Obat ini sering dijuluki sipembelok, obat ini menimbulkan sesuatu yang tidak nyata dan mendapat sensasi yang tidak biasanya.

ISD (Iysergic Acid Diethylomide)
ISD adalah zat psikotropika dari golongan psikodelik yang dapat menimbulkan halusinasi. ISD mulai dibuat dan dipatenkan di Amerika Serikat pada tahun 1956 untuk membantu pengobatan gangguan jiwa, orang-orang yang sakit ingatan. Cara kerjanya adlah membuat otot-otot menajdi rileks yang meulanya tegang. Akan tetapi ISD mempunyai efek samping, yaitu menimbulkan halusinasi (persepsi semu mengenai sesuatu ada yang sebenarnya tidak ada) biasanya obat ini yang diburu para penderita frustasi dan ketegangan jiwa.

Amfetamin
Amfetamin adalah bahan dasar pembuat ekstasi. Amfetamin merupakan jenis obat yang sering dijumpai seperti pitalin, ekstasi. Peredarannya hampir di semua kota besar di dunia, juga di Indonesia. Tanda-tanda gejala pemakianya yaitu :
- Siaga
- Percaya diri
- Eufor (perasaan gembira berlebihan)
- Banyak bicara
- Tidak mudah lelah
- Tidak nafsu makan
- Berdebar-debar
- Tekanan darah menurun
- Dan nafas cepat.

Tanda-tanda gejala putus obat, yaitu ;
- Lesu
- Apatis
- Tidur berlebihan
- Depresi
- Dan mudah tersinggung

Tanda-tanda gejala over dosis, yaitu :
- Jantung berdebar-debar
- Panik
- Mengamuk
- Paranoid (curiga berlebihan)
- Tekanan darah naik
- Suhu tubuh tinggi
- Kejang dan dapat menyebabkan kematian

FDA Amerika menempatkan ekstasi dalam kelompok I, yaitu dapat dengan resiko penyalahgunaan yang tinggi dan dilarang untuk pengobatan. Ekstasi dapat menyebabkan keruskan pada ujung-ujung sraf.

Dampak Pengunaan
Zat Adiktif dan Psiktropika
pecandu narkoba sudah merambah diberbagai kalangan namun dikalangan remaja mencapai 97%. Peredarannya seprti gurita raksasa yang mencengkram dimana-mana sehingga banyak terdapat kesulitan yang dihadapi dalam memberantasnya. Pada awalnya pecandu akan merasakan senang, nyaman dan damai, namun pada akhirnya sangat membahayakan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Cirri-ciri fisik ketergantungan zat adiktif dan psiktropika secara umum yaitu :
- Kehilangan nafsu makan
- Jalanya lambat, terhuyung-huyung dan sering menabrak sesuatu
- Koordinasi gerakan kalau (sering menjatuhkan benda yang sedang dipegang
- Tangan gemetar, selalu basah dan berkeringat
- Ada bekas tusukan jarum ditangan atau kaki
- Sering mual, muntah atau berkeringat secara berlebihan.
- Kepribadian atau sikap berubah secara drastis
- Gelisah dan ketakutan berlebihan

Dampak negative zat adiktif dan psiktropika pada diri sendiri : Rusaknya sel saraf, menimbulkan ketrgantungan, perubahan tingkah laku, menyebabkan penyakit jantung, radang lambung hati dan lain-lain.

Dampak negatife zat adiktif dan psiktropika pada kehidupan social membuat onar atau perkelahian, melakukan kejahatan, dan mengganggu ketertiban umum.

1. Bahaya Narkoba
Jumlah penguna narkoba pada saat ini semakin meningkat dan jumlah yang terinfeksi virus hepatitis C dan HIV/AIDS pun semakin bertambah. Semakin meningkat jumlah pengguna narkoba dikarenakan pada umumnya mereka tidak mengetahui bahaya narkoba. Mereka pun pun tidak memperoleh informasi yang benar tentang bahaya sehingga pada umumnya mereka terus menerus menggunakan narkoba

Bahaya yang diakibatkan oleh pemakian narkoba bermacam-macam pada umumnya, pecandu itu sendiri tidak mengetahui organ tubuh mana saja dapat terserang virus. Mereka juga tidak mengetahui bahwa akibat dari pemakaian akan menimbulkan kerugian bagi mereka. Tidak hanya organ tubuh seperti otak jantung, dan paru-paru mereka yang terserang, tetapi virus pun akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh mereka.

Penguna narkoba yang menggunakan jarum suntik akan lebih mudah terinfeksi virus hepatitis C dan HIV/AIDS. Virus–virus tersebut akan lebih mudah masuk kdalam oragan tubuh mereka tanpa mereka ketahui karena para pengguna jarum suntik tidak memikirkan resiko yang akan diperoleh. Mereka sering bertukar dari jarum suntik tersebut tersebut.

Setiap narkoba memiliki bahaya masing-masing dan akan merugikan organ tubuh manusia seprti jantung, paru-paru, dan hati serta mengetahui dampak apa yang akan terjadi jika pengguna narkoba tidak mau berhenti menggunakan narkoba, sebaiknya kita melihat kenyataan yang ada. Pengguna narkoba tidak ada yang berakhir baik, malahan fisik, mental emosional dari spiritualnya akan mengalami, bahkan uga mereka terus menggunakannya, tidak menutup kemungkinan kematian akan menyerang mereka juga dengan mudah.

2. Penyebab Ketergantungan terhadap Zat Adiktif dan psikotropika
Ketergantungan seseorang terhadap zat adiktif dan psikotropika antara lain:
1. faktor individu
a. Gangguan kepribadian
b. Faktor usia.
c. Mitos.

2. faktor pencetus
a. kondisi psikologi yang terganggu.
b. peer pressure atau tekanan teman sebaya

3. faktor lingkungan
a. Keluarga
b. Tempat tinggal .
c. Sekolah .
d. peer group atau teman sebaya.
e. Masyarakat.

3. Perubahan Akibat Pemakaian Narkoba
Perilaku seorang pemakai narkoba jelas akan menunjukan perilaku yang berbeda dengan orang-orang yang tidak menggunakan narkoba, perubahan-perubahan tersebut antara lain :
1. Perubahan tingkah laku
Tingkah laku seorang pemakai narkoba menunjukan perilaku rendah diri, merasa berdosa, dan menarik diri dari lingkungan masyarakat luas.
2. Perubahan penampilan
Penampilan seorang pemakai narkoba menunjukan penampilan yang kumuh, dan cenderung tidak merawat diri sendiri, berpakaian seadanya dan takut kena air sehingga jarang mandi.
3. Perubahan perhatian
Perhatian seorang pemakai narkoba akan menurun drastis sehingga dianggap tidak peka terhadap perkembangan leingkungan.
4. Perubahan fisik atau kesehatan
Kesehatan fisik seseorang akan sangat bergantung pada kondisi psikis seseorang. Pemakai narkoba akan menunjukan fisik yang kurus, tidak segar, mata terlihat cekung, tatapan mata kosong, rambut tidak terawa, dan rentan terhadap penyakit.

Adapun tahaf-tahaf perubhan perilaku pengguna narkoba dimulai dari tahap yang paling ringan sampai pada tahap yang berat antara lain :
1. Tahap Mencoba
Perubahan perilaku yang ditunjukan pada tahap mencoba antara lain :
a. Menyendiri dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
b. Perubahan pergaulan
c. Perubhan cara berpakaian.
d. Perubahan aktivitas atau hobi
e. Penurunan prestasi belajar
f. Sering keluar malam tanpa kegiatan yang jelas.
g. Pola makan akan berubah secara drastis dan menunjukan penurunan jumlah makanan yang dikonsumsi.

2. Tahap Menengah
perubahan perilaku yang ditunjukan pada tahap ini antara lain :
a. bangun terlambat
b. menyendiri
c. membolos sekolah atau kerja
d. aktivitas spiritual berkurang, misalnya kurang atau tidak pernah shalatatau pergi ke Masjid
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas merokok
f. Perubahan berat badan yang ekstrim
g. Problem keuangan
h. Perubahan
i. Mendapat teguran atau skors dari sekolah
j. Memberontak
k. Menyenangi musik yang berlirik narkoba
l. Lama dikamar mandi

3. Tahap ketergantungan
Pada tahap ini perilaku yang ditunjukan antara lain :
a. Ditemukan alat-alat pecandu
b. Penggunaan uang yang berlebihan
c. Bekas-bekas suntikan dilengan
d. Sering tidak pulang
e. Mata mengantuk
f. Pola piker yang aneh
g. Pilek dengan hidung yang patah
h. Ingin bunuh diri
i. Berteman dengan pecandu
j. Obat-obat sering hilang
k. Marah jika ditanyakan tentang dirinya

Jika seseorang sudah kecanduan narkoba dan kemudian berhenti karena tidak ada narkoba yang dapat dikonsumsi lagi, maka orang tersebut mengalami gejala-gejala fisik yang disebut sakau
Adapun cirri-ciri orang yang sedang sakaw antara lain :
1. Bola mata mengecil
2. pelebaran pupil dilatasi)
3. hidung berlendir (rhinorea)
4. mata berair
5. sering menguap
6. menggigil (akibat demam)
7. banyak keringat
8. mual-mual dan muntah
9. diare
10. nyeri pada otot dan tulang sendi
11. beridirnya bulu kuduk (dilocreksi)
12. peningkatan tekana darah
13. jantung berdebar (taki kordea)
14. insomnia
15. kejang-kejang

sedangkan gejala-gejala orang-orang yang mengalami over dosis antara lain :
1. kesadaran menurun
2. frekuensi napas kurang dari 12 kali permenit
3. pupil mengecil
4. depresi pernapasan (napas tidak stabil0
5. kematian
4. Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika
a. Cara-cara Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika

Mengingat besarnya bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika maka sebaiknya kita tidak mengkonsumsinya. Penggunaan zat adiktif dan Psiktropika dapat dilakukan untuk tujuan medis. Itupun harus dibawah pengawasan yang ketat dari dokter yang berwenang. Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika sudah terbukti menimbulkan pengaruh negative dan berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu setiap manusia terutama generasi muda jangan sampai menjadi korban penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bahkan harus turut serta mencegah penyalahgunaannya. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memerlukan peran bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah dan keluarga setiap anggota keluarga mendidik anggota keluarga lainnya menjadi manusia yang bertakwa sehingga dapat membentengi diri demi tindakan yang merugikan keluarga yang harmonis akan menumbuhkan keterbukaan diantara sesama anggota keluarga. Hal tersebut akan sangat membantu dalam pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psiktropika.
Peran masyarakat sebagai anggota masyarakat terpenting sekali peranannya dalam pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psiktropikamisalnya : memberi informasi kepada yang berwajib megnenai adanya pemakaian dan jalur-jalur narkoba saling menyedorkan akan dampak narkoba. Menjaga antar sesame sehingga tercipta masyarakat yang harmonis. Memberi sangsi terhadap pelanggaran tata karma dimasayarakat.
Peran Pemerintah pemerintah selalu berupaya menanggung dan bertindak tegas terhadap pemakai, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan penyimpan. Nakoba dengan hukuman pidana yangberat, pemerintah telah menetapkan undang-undang yang melarang penggunaan obat berbahaya misalnya heroin, ganja, dan kokain.
Beberapa cara pencegahan akibat penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika antara lain sebagai berikut
1. Meningkatkan kehidupan beragama, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan iman akan menjadikan mental kita sehat sehigga tidak mudah tergoda atau terpengaruh untuk mengonsumsi obat-obatan terlarang
2. Jangan pernah mencoba
3. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab orang tua, guru, dan tokoh masyarakat
4. Meningkatkan komunikasi dan menjaga hubungan yang harmonis dalam keluarga.
5. Meningkatkan pembinaan remaja
6. Ikut mengawasi dan memberikan sanksi berat bagi pengedar dan sindikat.
7. Ikut mengawasi peredaran obat-obatan terlarang
8. Melarang ikaln rook dan minuman keras berap pun kadarnya.
Penyembuhan akibat penyalahgunaan zat adiktif dan Psikotropika
1. Pengobatan Adiksi
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif atau penurunan dosis obat pengganti. Proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama 1-3 minggu, sampai hasi tes urin menjadi negative dari zat adiktif. Detoksifikasi pecandu biasanya dilakukan pusat rehabilitas.
2. Rehabilitasi
Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas, akan tetapi gejala psikisnya yang belum tuntas, maka perlu diproteksi dari lingkungan dan pergaulan ebas dengan pecandu, misalnya dengan memasukan mantan pecandu ke pusat rehabilitasi.
5. Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika dalam bidang kesehatan
Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memberikan banyak dampak negative seperti yang dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi, sebenarnya zat adiktif dan psikotropika tersebut telah digunakan oleh dokter untuk keperluan medis. Obat-obatan tersebut biasanya digunakan untuk membius pasien (anestesi) dan mengurangi rasa sakit. Beberapa penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalambidang kesehatan antara lain sebagai berikut ;
a. Dietil Eter
Dietil eter zaman dulu digunakan untuk membius pasien. Pengunaan dietil eter pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter gigi Amerika bernama Willian Morton Uap eter yang dihirup oleh pasien menyebabkan ia tidak sadar akibat penurunan kerja system saraf pusat. Akibatnya, penggunaan dietil eter ini dapat merugikan karena sifatnya mudah terbakar dan menyebabkan rasa mual. Pada zaman sekarang penggunaan dietil eter untuk anestesi sudah ditinggalkan dan diganti dengan zat alin yang lebih aman.
b. klorofom
korofom telah digunakan sejak tahun 1847 untuk keperluan anestesi ( pembisuan ) obat ini sempat di gunakan selama bertahun-tahun sampai kemudian diketahui ada epek sampingnya yaitu dapat manyebabkan kerusakan hati. Oleh karma itu,penggunaan kloporm untuk anastesi juga sudah di tinggalkan.
c. Halothane, Enflurance, dan Metoksiflurane
Senyawa-nyawa tersebut di gunakan untuk anastesi modern. Senyawa tersebut tidak mudah terbakar dan relatip aman bagi pasien
d. Senyawa Barbiturat
Barbiturat dapat di gunakan sebagai obat resmi melalui resep doctor.senyawa golongan barbiturate seperti fenobarbital ( luminan )di gunakan sebagai obat anti kejang pada penderita epilepsy (penyakit ayan ) dan penderita kerusakan otak
e. Morfin
Morfin di isolasi pada tahun 1805 oleh Friederich Sertiirner ialah seorang farmasi jerman.morfin di gunakan untuk mengurangi rasa sakit tetapi penggunaanya harus dengan resep doctor.
f. Metadon
Metadon merupakan senyawa sintetis (buatan) obat ini untuk merawat penderita kecanduan heroin sebagai obat pengganti
g. Mariyuana
Mariyuana digunakan sebagai obat untuk mengurangi tekanan pada mata yang terkena penyakit glaucoma. Selain itu, mariyuana digunakan utnuk mengurangi rasa mual pada pasien kanker yang megnalami pengobatan radiasi dan kemoterapi.
original post at: www.bumikupijak.com

akibat merokok

Banyak yang tidak tahu Bahaya Merokok, padahal asap rokok mengandung lebih 4.000 zat berbahaya diantaranya: "TAR" yang mengandung kimia beracun yang merusak sel paru-paru dan menyebabkan sakit kanker. "KARBON MONOKSIDA(CO)" sebagai gas beracun mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen. "NIKOTIN" merupakan zat kimia perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah dan membuat pemakai nikotin menjadi kecanduan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tanpa adanya upaya ekstra yang dilakukan sekarang juga, maka pada 2020, angka orang meninggal karena rokok akan meningkat menjadi 10 juta orang per tahun.
Departemen Kesehatan (DEPKES) mengestimasikan pada 2001 bahwa perokok aktif mencapai 70% dari penduduk Indonesia, 60%nya (84 juta orang) dari kalangan penduduk miskin dan sedang. Kematian akibat sakit yang ditimbulkan rokok per tahun mencapai 58 ribu orang.
WHO memperkirakan bahwa 59 % pria berusia di atas 10 tahun di Indonesia telah menjadi perokok harian, dan konsumsi rokok Indonesia setiap tahun mencapai 199 miliar batang rokok atau urutan ke-4 setelah RRC (1.679 miliar batang), AS (480 miliar), Jepang (230 miliar), dan Rusia (230 miliar).
Penyakit akibat merokok itu memerlukan penyembuhan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang mahal, sehingga pasien dapat berakibat meninggal dini jika tidak memiliki biaya pengobatan dan memberatkan keluarga karena merawat dan menanggung biaya penderita tersebut.

Dampak Minuman keras dan obat-obatan

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu.

Efek Samping

Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk.

Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan psikologis yang dialami oleh konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara ngawur, atau kehilangan konsentrasi.

Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol. Mereka akan sering gemetar dan jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi.

Minuman keras terbagi dalan 3 golongan yaitu:

Gol. A berkadar Alkohol 01%-05%

Gol. B berkadar Alkohol 05%-20%

Gol. C berkadar Alkohol 20%-50%

Beberapa jenis minuman beralkohol dan kadar yang terkandung di dalamnya :

Bir,Green Sand 1% - 5%

Martini, Wine (Anggur) 5% - 20%

Whisky, Brandy 20% -55% .

Beberapa Jenis Minuman Yang Mengandung Alkohol

* Anggur
* Bourbon
* Brendi
* Brugal
* Caipirinha
* Chianti
* Jägermeister
* Mirin
* Prosecco
* Rum
* Sake
* Sampanye
* Shōchū
* Tuak
* Vodka


Akibat Penyalahgunaan Alkohol / Minuman Keras

* Gangguan Fisik : meminum minuman beralkohol banyak, akan menimbulkan kerusakan hati, jantung, pangkreas dan peradangan lambung, otot syaraf, mengganggu metabolisme tubuh, membuat penis menjadi cacat, impoten serta gangguan seks lainnya
* Gangguan Jiwa : dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar dan gangguan jiwa tertentu.
* Gangguan Kamtibmas: perasaan seorang tersebut mudah tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan juga terganggu, menekan pusat pengendalian diri sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif dan bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma dan sikap moral yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan tindakan pidana atau kriminal.

Beberapa Dampak Lain Yang Ditimbulkan Oleh Minuman Beralkohol

Penggunaan minuman beralkohol menimbulkan dampak buruk terhadap dan merusak fungsi hati, pankreas, pencernaan, otot, darah dan tekanan darah, kelenjar endokrin dan jantung

v Dampak penyalahgunaan narkoba bagi pelakunya:

1. Menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan rohani, merusak fungsi organ vital tubuh: otak, jantung, ginjal, hati dan paru-paru samapi kepada kematian sia-sia yang tak patut ditangisi.

2. Menimbulkan biaya yang sangat besar baik untuk membeli narkoba yang harganya sangat mahal, maupun untuk biaya perawatannya yang juga sangat mahal, sehingga dapat membuat keluarga orang tua bangkrut dan menderita.

3. Menimbulkan gangguan terhadap ketertiban, ketentraman keamanan masyarakat.

4. Menimbulkan kecelaan diri yang bersangkutan dan orang lain

5. Perbuatan melanggar hukum yang dapat menyeret pelakunya ke penjara.

6. Memicu tindakan tidak bermoral, tindakan kekerasan dan tindak kejahatan.

7. Menurunkan sampai membunuh semangat belajar adalah perbuatan menghancurkan masa depan.

8. Merusak keimanan dan ketakwaan, membatalkan ibadah agama karena hilangnya akal sehat.

v Bagi orang tua dan keluarga:

1. Menimbulkan beban mental, emosional, dna sosial yang sangat berat

2. Menimbulkan beban biaya yang sangat tinggi yang dapat membuat bangkrutnya keluarga.

3. Menimbulkan beban penderitaan berkepanjangan dan hancurnya harapan tentang masa depan anak.

v Bagi masyarkat dan bangsa:

1. Menimbulkan beban ekonomi yang tinggi bgai program pencegahan, penegeakan hukum dan perawatan serta pemulhan penderita ketergantungan narkoba

2. Menimbulkan gangguan terhadap ketertiban, ketentraman, dan keamanan masyarakt.

3. Menghancurkan kualitas dan daya saing bangsa serta membunuh masa depan dan kejayaan bangsa.
4. Berkaitan dengan peningkatan tindak kejahatan termasuk kerusuhan, separatisme
dan terorisme.
original post at: www.tempatuang.co.cc

akibat rokok dan minuman keras

Disetiap bungkus rokok sudah ada peringatan, bagaimana rokok itu berdampak pada kesehatan.
Disamping peringatan itu Merokok juga dapat. menimbulkan penyakit lain seperti paru-paru dan gangguan pernafasan.
Dampak rokok tidak hanya akan dirasakan oleh si perokok, tapi juga orang disekitar si perokok. Konon orang yang selalu berdekatan dengan orang yang sedang merokok bahayanya akan lebih besar dari yang diterima si perokok.
Kalau minuman keras (Beralkohol tinggi), bila dikonsumsi secara terus menerus akan berdampak pada :
* Organ tubuh yang yang secara langsung menyimpan alkohol akan menjadi rapuh/mudah luka.
Contoh organ tubuh yang diserang adalah :
-Ginjal
-Lambung
-Hati dan empedu
- Usus besar
Bila seseorang yang sudah kecanduan minuman beralkohol bila mengalami suatu kecelakaan atau benturan yang keras, misalnya tabrakan lalulintas kemungkinan organ-organ tubuh tadi akan mengalami kerusakan (Dikatakan luka dalam)
Makanya kenapa orang yang kecelakaan lalulintas trubuh luarnya tidak terjadi luka serius. Tapi bagian dalamnya pada rusak.
Bila terjadi usus besar atau lambung serta empedu rusak (terjadi sobek), maka bakteri yang ada didalam usus dan lambung akan menyebar kemana-mana.
Bila tidak secepatnya dilakukan operasi paling-paling usianya tidak nyampae 2 minggu.

banyak penyakit dan kematian akibat rokok

Dampak positif dari merokok belum ada ditemukan di dalam sebuah artikel atau opini publik kecuali keuntungan bagi produsen dan pedagangnya.
Yang ada adalah himbauan dan seruan dari berbagai pihak untuk menghindari yang namanya rokok. Namun demikian, sampai hari ini, meskipun sudah banyak himbauan dan peringatan akan bahaya merokok, tetapi tetap saja banyak orang di muka bumi ini yang merokok.
Padahal, semua orang tahu bahwa dampak negatif dari merokok sangat banyak dan beragam bagi kesehatan tubuh manusia. Seperti kandungan tar, nikotin, zat dan gas kimia dalam rokok sudah menjadi rahasia umum berpotensi membenihkan sekian penyakit. Di bungkusnya saja sudah ada peringatan.
Di pasaran saat ini banyak juga ditemui rokok yang mengklaim produknya memiliki kandungan tar dan nikotin lebih rendah. Tetapi tetap saja gas yang ditimbulkan sebagai efek samping merokok berpotensi membahayakan bagi si perokok (aktif) dan bagi orang disekitamya (pasif).
Menurut penelitian ada 10 tipe kanker yang disebabkan oleh rokok. Selain itu disebutkan juga bahwa pria perokok akan meninggal 13,2 tahun lebih muda dibandingkan yang bukan perokok sedangkan wanita perokok meninggal 14,5 tahun lebih muda.
Merokok dapat menyebabkan kanker mulut, pita suara dan esofagus. Wanita perokok memiliki kemungkinan 13 kali lebih tinggi kena kanker paru paru dibanding yang tidak merokok. Sedangkan pria perokok 23 kali lebih tinggi terkena kanker paru paru dibanding yang tidak merokok.
Kanker perut dan lambung, kanker ginjal, kanker pankreas, bila fatal dapat menyebabkan diabetes mellitus I kencing manis, kanker leher rahim, kangker darah/leukemia.
Perokok beresiko 3 kali lebih tinggi menderita katarak yang dapat menyebabkan kebutaan. Rokok dapat menjadi penyebab utama terjadinya stroke dan kerusakan otak. Perokok beresiko 10 kali lebih tinggi menderita periodontitis (gusi terbakar yang mengarah ke infeksi) sehingga dapat merusak jaringan halus dari tulang.
Dampak lainnya dapat terjadi pneumonia, bronchitis, asthma, batuk kronis, gagal jantung, serangan jantung, hipertensi, dan stroke. Kemandulan, bayi lahir prematur, bayi lahir berat badan kurang (BBLR) dan ganguan pernapasan.
Untuk mencegah dampak buruk dari masuk dan tertimbunya bahan berbahaya rokok ke dalam saluran pernapasan, sebaiknya perokok mengkonsumsi sumber sumber Chlorophyl dan antioxidan secara teratur. Tidak lupa tentunya saran yang paling tepat adalah mulai berubah, mengurangi, dan menghilangkan kebiasaan hidup yang kurang baik seperti merokok.
Selain perokok, di negeri kita tercinta ini jumlah perokok pasif ternyata sangat banyak. Survei sosial ekonomi nasional tahun 2001 menunjukkan, 91,8 persen penduduk mengaku merokok di rumah ketika sedang bersama keluarganya. Akibatnya, 97,5 juta orang dengan mudah mengisap asap rokok di rumah. Dari jumlah itu, 43 juta di antaranya adalah bayi hingga anak-anak berusia 14 tahun.
Merokok merupakan perilaku adiksi yang telah mewabah secara global dan endemis di Indonesia. Ini menjadikan masalah bersama yang perlu ditanggulangi.
Sebagian besar keluarga di Indonesia mempunyai anggota keluarga yang pernah atau sedang menjadi perokok aktif. Bila perilaku merokok menjadi adiktif pada salah satu anggota keluarga, maka anggota keluarga yang lain akan terkena dampak buruknya, termasuk janin yang masih di dalam kandungan.
Karena itu, jika Anda seorang perokok, maka berhenti merokok merupakan langkah yang sangat terpuji. Ini artinya, Anda tak hanya menyayangi diri Anda sendiri, tapi juga menyayangi sesama. Memang, tidak mudah bagi orang yang sudah kecanduan rokok untuk menghentikan kebiasaan buruk ini. Banyak kalangan sampai hari ini tidak pernah patah arang untuk mengingatkan orang agar menghindari rokok.

Berhenti Merokok
Merasa sulit berhenti merokok, banyak perokok yang berusaha mengurangi bahaya rokok dengan beralih ke rokok rendah tar. Mereka menganggap, rokok jenis ini memiliki risiko yang lebih ringan terhadap kesehatan, atau dengan kata lain, rokok rendah tar merupakan rokok yang ‘ramah’ terhadap kesehatan. Tapi benarkah rokok rendah tar lebih aman? Sejauh ini, belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa rokok rendah tar menurunkan risiko gangguan terhadap kesehatan.
Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan? Rasanya, tak ada pilihan yang lebih baik kecuali berhenti merokok. Karena, banyak manfaat yang akan Anda peroleh jika berhenti merokok. Salah satunya, kualitas dan kuantitas hidup Anda akan meningkat. Begitu pun kualitas dan kuantitas hidup orang-orang yang tinggal bersama Anda, akan meningkat pula. Ini bisa dipahami karena mereka yang selama ini terpaksa ikut mengisap asap rokok dari Anda, kini terbebas dari asap berbahaya itu.
Bagi masyarakat, hal itu akan mengurangi pengeluaran biaya pengobatan penyakit akibat rokok, serta mengurangi mangkir karena sakit akibat rokok.
Diantara zat kimia itu yang terpenting dan sudah ada kaitannya dengan penyakit adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.
Tar sebagai getah tembakau adalah zat berwarna coklat berisi berbagai jenis hidrokarbon aromatik polisiklik, amin aromatik dan N-nitrosamine. Tar yang dihasilkan asap rokok akan menimbulkan iritasi pada saluran napas, menyebabkan bronchitis, kanker nasofaring dan kanker paru.

Kanker
Nikotin adalah bahan alkaloid toksik yang merupakan senyawa amin tersier, bersifat basa lemah dengan pH 8,0. Pada pH fisiologis, sebanyak 31% nikotin berbentuk bukan ion dan dapat melalui membran sel. Asap rokok pada umumnya bersifat asam (pH 5,5). Pada pH ini nikotin berada dalam bentuk ion dan tidak dapat melewati membran secara cepat sehingga di mukosa pipi hanya terjadi sedikit absorpsi nikotin dari asap rokok.
Pada perokok yang menggunakan pipa, cerutu dan berbagai macam sigaret Eropa, asap rokok bersifat basa dengan pH 8,5 dan nikotin pada umumnya tidak dalam bentuk ion dan dapat diabsorpsi dengan baik melalui mulut.
Nikotin juga berpengaruh terhadap pembuluh darah yakni merusak endotel pembuluh darah dan terhadap trombosit dengan meningkatkan agregasi trombosit. Nikotin diduga sebagai penyebab ketagihan merokok.
Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang mempunyai afinitas kuat terhadap hemoglobin pada sel darah merah, sehingga membentuk karboksi hemoglobin mencapai tingkat tertentu akan dapat menyebabkan kematian.
Akibat buruk dari kebiasaan merokok bagi kesehatan menurut salah satu penelitian kohort prospektif oleh Doll & Hill di Inggris tahun 1951, yang berlangsung hingga tahun 1990-an. Penelitian melibatkan 34.439 dokter sebagai responden, sepuluh ribu responden tersebut telah meninggal dunia dalam periode 20 tahun pertama penelitian (1951-1971).
Sementara 10.000 orang lainnya meninggal dalam 20 tahun kedua (1971-1991) sejak penelitian itu sampai tahun 1990 ada sekitar 50 juta orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok. Sedangkan dari tahun 1995 sampai tahun 2000 diperkirakan ada setidaknya 15 juta orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok. Doll dan Hill melaporkan penyakit yang disebabkan oleh merokok: kanker paru, kanker esofagus, kanker saluran napas lainnya, bronchitis kronik dan emfisema, penyakit jantung paru.
Weir dan Dunn melaporkan hasil penelitian terhadap 68.153 laki-laki dan mendapatkan risiko yang lebih tinggi pada perokok untuk mendapatkan kanker paru, kanker mulut, kanker laring, kanker esophagus. Penyakit lain yang berhubungan dengan merokok ialah ulkus peptikum, emfisema, aneurisma, arteriosclerosis.
Kebiasaan merokok akan memeprcepat penurunan faal paru. Penurunan volume ekspirasi paksa detik 1 (VEP 1), pertahun adalah 28,7 ml, 38,4 ml dari 41,7 ml masing-masing untuk non perokok, bekas perokok dan perokok aktif.
Kebiasaan merokok mempengaruhi terjadinya penyakit paru akibat kerja seperti fibrosis paru akibat paparan aluminium, paparan radon, polimer FUME fever. Pengaruh asap rokok dapat lebih besar daripada pengaruh debu tambang. Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh buruk debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok.

lusi Blog © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO